MotoGP Saat Ini: Pengaruh Motor 70%… Skill Pembalap 30%… Juara = Menang Motor

Di MotoGP sebelumnya, pembalap mempengaruhi hasil sekitar 70%..sekarang kebalikannya 70% karena faktor motor.. Pergeseran komposisi performa di era baru kelas MotoGP ini dijelaskan oleh seorang teknisi yang kini merupakan manajer tim Maverick Vinales saat ini di KTM: Manuel Cazeaux..
MotoGP Saat Ini: Pengaruh Motor 70%… Skill Pembalap 30%… Juara = Menang Motor
Manuel Cazeaux, menjelaskan dengan gamblang tentang bagaimana MotoGP saat ini telah berubah. Dan cukup jelas… “Jika sebelumnya, pembalap berperan 70% dalam setiap balapan, sekarang sebaliknya. Jika motornya tidak prima, sulit untuk menjadi kompetitif.”
Refleksi ini muncul setelah karier profesionalnya yang membawanya ke Ducati, Suzuki, Aprilia, dan sekarang ke merek Austria, dan yang menyoroti bagaimana sudut pandang kelas utama dan motor secara umum telah berubah..
Bos teknisi asal Argentina berusia 47 tahun ini adalah salah satu tokoh yang paling disegani di paddock. Seorang insinyur yang terlatih, ia bergabung dengan Ducati setelah menyelesaikan gelar doktornya di Bologna, dan mengalami kemenangan Casey Stoner pada tahun 2007. Ia kemudian memimpin kembalinya Suzuki ke kelas premier pada tahun 2015 di bawah Davide Brivio, di mana ia mengelola pembalap seperti Vinales dan Rins.
Dengan Vinales, Manuel Cazeaux memiliki hubungan kerja yang spesial…. “Kami mulai bersama di Suzuki. Pada tahun 2016, ia masih muda dan impulsif, dan kami harus mengendalikannya. Sekarang ia sudah menjadi pembalap yang berbeda. Ia berbakat, tetapi juga dewasa. Di KTM, ia memberi kami banyak hal, meskipun kami masih perlu menyempurnakan detail, seperti performanya dengan ban baru di babak kualifikasi,” kata Cazeaux kepada media Jerman, Speedweek.
Kerja sama merekapun telah membuahkan hasil. Maverick Vinales adalah satu-satunya pebalap non-Ducati yang memenangkan perlombaan pada tahun 2024 dan pebalap KTM pertama yang berjuang untuk finis podium pada tahun 2025.
Tiap Pabrikan Punya Budaya Berbeda
Cazeaux menekankan bahwa pekerjaannya bukan hanya tentang teknik.. Tapi harus bagaimana sebagai manusia..
“Saya sering berbicara dengan Maverick tentang bagaimana kita sebagai manusia… yang bisa membuat kesalahan, kita bisa marah, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit. Seperti pemain tenis, yang hebat adalah mereka yang pulih dengan cepat.”
Pendekatannya menggabungkan teknologi dan psikologi, sesuatu yang sangat dihargai oleh Vinales..
“Ketika dia datang di KTM, dia hanya meminta satu hal yakni ‘Dia butuh Manu (Manuel Cazeaux).’ Terkadang, hanya dengan pandangan sekilas, dia tahu apa yang sedang terjadi.”
Bagi Cazeaux, bekerja di berbagai pabrikan dengan budaya yang berbeda menjadi kunci penting.. Tidak hanya antara jepang dan Eropa..sesama Eropa saja cara kerjanya berbeda..
“Perbedaan budaya antara Ducati dan Aprilia sangat besar, padahal kedua pabrikan ini hanya berjarak satu jam dengan mobil. Di Jepang, semuanya metodis.. di Italia, ada lebih penuh gairah. Di Austria memiliki pendekatannya sendiri. Saya belajar dari semua cara kerja itu.”
Meskipun pernah bekerja untuk beberapa tim hebat, dia mengatakan bahwa dia bukanlah orang yang mencari perubahan terus-menerus. Dia hanya melakukan dua kali perubahan sukarela dalam kariernya..
“Ketika Maverick meninggalkan Aprilia, itu juga sulit bagi saya. Tetapi saya tidak ingin kehilangan cerita lain seperti yang terjadi pada tahun 2016. Jadi saya mengambil risiko dalam petualangan KTM.”
Saat ini, di tengah transformasi teknis kejuaraan, dengan mesin yang dibekukan dan tuntutan tinggi pada ban, Cazeaux terus mencari kombinasi terbaik.
“Pekerjaan ini memungkinkan saya untuk menyatukan dunia olahraga dan teknologi. Dan saya selalu memberi tahu anak didik saya: jika Anda melakukan sesuatu, lakukan dengan baik. Jika tidak, jangan lakukan sama sekali,” pungkasnya..
Perdebatan Motor atau pembalap yang Menentukan
Di MotoGP ada pendapat : meski sepeda motor memegang peranan penting, pembalap bisa dibilang merupakan faktor yang lebih menentukan dan berpengaruh dalam memenangkan perlombaan. Keterampilan, teknik, dan kemampuan pembalap untuk mengendalikan mesin dalam menghadapi berbagai kondisi lintasan dan pembalap lain adalah yang terpenting.
Namun ketika fakta membuktikan bahwa pembalap sekelas Marc Marquez harus memakai Ducati agar bisa menang lagi, maka pendapat diatas menjadi perdebatan..