Bulan: Juni 2025

Fermin Aldeguer : Jika Saya Boleh Memilih, Saya Ingin berada di Ducati Lenovo bersama Marc Marquez

Situs resmi MotoGP kali ini memilih Fermin Aldeguer untuk tampil dalam program mereka yang bertajuk “Show or Tell” dan pembalap tersebut setuju untuk merekam video eksklusif sebagai konten untuk situs resmi kejuaraan balap motor tersebut. Dalam video ini, pembalap asal Spanyol tersebut menjawab beberapa pertanyaan, tetapi ia memilih untuk tidak menjawab pertanyaan yang lebih bernada gosip, meski begitu tetap saja ada banyak hal pribadi menarik yang ia bagikan.

Gigi Dall'Igna - Pecco Bagnaia - Marc Marquez - Alex Marquez - Fermin Aldeguer - Franco Morbidelli - Fabio Di Giannantonio.

Setelah dua pertanyaan yang tidak terjawab di awal, Fermin kini menjawab pertanyaan ketiga dengan berbicara tentang apa yang akan terjadi jika ia tidak menjadi pembalap MotoGP. Ia menjawab bahwa akan sulit karena dia sangat menyukai balapa motor.. “Sulit, karena saat saya masih kecil, itu adalah impian saya. Entahlah, saya sangat menyukai sepeda motor, mungkin F1.”

Saatnya ditanya siapa rekan setim terbaiknya. Sambil tersenyum, ia menjawab bahwa itu adalah Alex Marquez. ” Meskipun keduanya baru bersama di garasi tim Gresini dalam waktu yang singkat, Aldeguer akhirnya menjawab…  “Tidak, tidak, mungkin Romano Fenati, karena ia melakukan hal-hal gila di Kejuaraan Dunia, tetapi bagi saya ia orang yang baik. Tetapi ya, mungkin Romano.”

Tim Resmi Ducati dan Marc Marquez

Jika Aldeguer dapat memilih tim maka tim resmi Ducati dan dengan Marc Márquez adalah pilihannya.. Fermin tidak ragu saat ditanya hal tersebut.. dan juga menjawab dengan memilih rekan setim.. “Saya akan memilih Ducati Lenovo, dengan Marc, seperti ini, Jadi tekanannya lebih besar.”

Ketika ditanya siapa yang bisa lebih baik akhir pekan depan di Aragon, Alex Marquez atau Marc Marquez, Aldeguer tidak menjawab, tetapi jika ia menjawab pembalap mana yang lebih sulit untuk disaingi di lintasan..

Jack Miller. Di awal musim, saya banyak bertarung dengannya (mengacu pada pertarungannya di GP Amerika). Kami berada di posisi yang sama. Itu sangat sulit bagi saya.”

Fermin Aldeguer

Menang balapan belum jadi target utama Aldeguer

Saat ditanya apakah Fermin bisa memenangkan salah satu balapan tahun ini, dalam debut MotoGP-nya dan sebagai Rookie..

“Ya, itu ada dalam pikiran saya. Tetapi itu bukan tujuan saya saat ini. Saya harus terus bekerja. Dan kemudian kita lihat saja nanti,” katanya..

Terakhir, Fermin Aldeguer menceritakan bagaimana ia merayakan podium MotoGP pertamanya, dan mengatakan..

“Saya hanya merayakannya bersama Gresini. Tidak mudah untuk merayakannya karena balapan berikutnya (Aragon Minggu ini) sangat dekat. Namun selama liburan musim panas ini, saya akan berpesta dengan teman-teman dan keluarga saya,” pungkasnya..

No Comments

MotoGP Saat Ini: Pengaruh Motor 70%… Skill Pembalap 30%… Juara = Menang Motor

Di MotoGP sebelumnya, pembalap mempengaruhi hasil sekitar 70%..sekarang kebalikannya 70% karena faktor motor.. Pergeseran komposisi performa di era baru kelas MotoGP ini dijelaskan oleh seorang teknisi yang kini merupakan manajer tim Maverick Vinales saat ini di KTM: Manuel Cazeaux..

MotoGP Saat Ini: Pengaruh Motor 70%… Skill Pembalap 30%… Juara = Menang Motor

Manuel Cazeaux, menjelaskan dengan gamblang tentang bagaimana MotoGP saat ini telah berubah. Dan cukup jelas… “Jika sebelumnya, pembalap berperan 70% dalam setiap balapan, sekarang sebaliknya. Jika motornya tidak prima, sulit untuk menjadi kompetitif.”

Refleksi ini muncul setelah karier profesionalnya yang membawanya ke Ducati, Suzuki, Aprilia, dan sekarang ke merek Austria, dan yang menyoroti bagaimana sudut pandang kelas utama dan motor secara umum telah berubah..

Bos teknisi asal Argentina berusia 47 tahun ini adalah salah satu tokoh yang paling disegani di paddock. Seorang insinyur yang terlatih, ia bergabung dengan Ducati setelah menyelesaikan gelar doktornya di Bologna, dan mengalami kemenangan Casey Stoner pada tahun 2007. Ia kemudian memimpin kembalinya Suzuki ke kelas premier pada tahun 2015 di bawah Davide Brivio, di mana ia mengelola pembalap seperti Vinales dan Rins.

Dengan Vinales, Manuel Cazeaux memiliki hubungan kerja yang spesial…. “Kami mulai bersama di Suzuki. Pada tahun 2016, ia masih muda dan impulsif, dan kami harus mengendalikannya. Sekarang ia sudah menjadi pembalap yang berbeda. Ia berbakat, tetapi juga dewasa. Di KTM, ia memberi kami banyak hal, meskipun kami masih perlu menyempurnakan detail, seperti performanya dengan ban baru di babak kualifikasi,” kata Cazeaux kepada media Jerman, Speedweek.

Kerja sama merekapun telah membuahkan hasil. Maverick Vinales adalah satu-satunya pebalap non-Ducati yang memenangkan perlombaan pada tahun 2024 dan pebalap KTM pertama yang berjuang untuk finis podium pada tahun 2025.

Tiap Pabrikan Punya Budaya Berbeda

Cazeaux menekankan bahwa pekerjaannya bukan hanya tentang teknik.. Tapi harus bagaimana sebagai manusia..

“Saya sering berbicara dengan Maverick tentang bagaimana kita sebagai manusia… yang bisa membuat kesalahan, kita bisa marah, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit. Seperti pemain tenis, yang hebat adalah mereka yang pulih dengan cepat.”

Pendekatannya menggabungkan teknologi dan psikologi, sesuatu yang sangat dihargai oleh Vinales..

“Ketika dia datang di KTM, dia hanya meminta satu hal yakni ‘Dia butuh Manu (Manuel Cazeaux).’ Terkadang, hanya dengan pandangan sekilas, dia tahu apa yang sedang terjadi.”

Bagi Cazeaux, bekerja di berbagai pabrikan dengan budaya yang berbeda menjadi kunci penting.. Tidak hanya antara jepang dan Eropa..sesama Eropa saja cara kerjanya berbeda..

“Perbedaan budaya antara Ducati dan Aprilia sangat besar, padahal kedua pabrikan ini hanya berjarak satu jam dengan mobil. Di Jepang, semuanya metodis.. di Italia, ada lebih penuh gairah. Di Austria memiliki pendekatannya sendiri. Saya belajar dari semua cara kerja itu.”

Meskipun pernah bekerja untuk beberapa tim hebat, dia mengatakan bahwa dia bukanlah orang yang mencari perubahan terus-menerus. Dia hanya melakukan dua kali perubahan sukarela dalam kariernya..

“Ketika Maverick meninggalkan Aprilia, itu juga sulit bagi saya. Tetapi saya tidak ingin kehilangan cerita lain seperti yang terjadi pada tahun 2016. Jadi saya mengambil risiko dalam petualangan KTM.”

Saat ini, di tengah transformasi teknis kejuaraan, dengan mesin yang dibekukan dan tuntutan tinggi pada ban, Cazeaux terus mencari kombinasi terbaik.

“Pekerjaan ini memungkinkan saya untuk menyatukan dunia olahraga dan teknologi. Dan saya selalu memberi tahu anak didik saya: jika Anda melakukan sesuatu, lakukan dengan baik. Jika tidak, jangan lakukan sama sekali,” pungkasnya..

Perdebatan Motor atau pembalap yang Menentukan

Di MotoGP ada pendapat : meski sepeda motor memegang peranan penting, pembalap bisa dibilang merupakan faktor yang lebih menentukan dan berpengaruh dalam memenangkan perlombaan. Keterampilan, teknik, dan kemampuan pembalap untuk mengendalikan mesin dalam menghadapi berbagai kondisi lintasan dan pembalap lain adalah yang terpenting.

Namun ketika fakta membuktikan bahwa pembalap sekelas Marc Marquez harus memakai Ducati agar bisa menang lagi, maka pendapat diatas menjadi perdebatan..

No Comments